Senin, 09 September 2013

Sejarah VANS part 2



Awal 80'an,adik Paul, Jim Van Doren, co-founderyang menjabat sebagai president waktu itu memutuskan untuk membuat sepatu di luar sepatu keds (casual-leisure). Mereka membuat sport shoes. Mereka ingin menyaingi Nike, Adidas, Reebok dan Puma.

Bisa dibilang hampir semua keuntungan yang mereka dapet dari penjualan Vans checkerboard slip-ons yang fenomenal, mereka hambur-hamburkan dengan membuat sepatu sport yang tentu saja, materialnya jauh lebih mahal dari sepatu keds yang simple. Mereka membuat sepatu-sepatu berkualitas bagus dan mahal untuk basket, sepakbola, tennis, baseball, dan gulat.

Walaupun si Jim dinasihatin oleh Paul supaya tidak usah berangan-angan menyaingin Nike yang sudah mapan, tetapi si Jim tidak mau mendengar. Resultnya bisa ditebak, Vans merugi besar dan utang $12juta pun menumpuk, akhirnya para petinggi masuk pengadilan karena tidak bisa membayar hutang sama perusahaan-perusahaan bahan mentah untuk membuat proyek sepatu sport mereka.

Pengadilan memutuskan si Jim dikeluarin dari Vans dan Paul Van Doren menjadi pemilik tunggal Vans. Paul langsung meres otak banting tulang untuk membayar hutang. Dia memulai dengan cara merubah material sepatu Vans. Mereka cuma beli material dari perusahaan tempat mereka mengutang. Keuntungan perusahaan dipotong untuk membayar hutang. Akhirnya setelah 3 tahun, hutangnya lunas. Selama 3 tahun itu mereka sama sekali tidak menjalankan bentuk promosi. Sialnya waktu itu ada perusahaan baru muncul yang berada di segmen yang sama dengan Vans, yaitu Vision Streetwear. Dan mereka langsung promosi besar-besaran. Vans terpuruk waktu itu.

Tahun 1988, Steve Van Doren diajak Ayahnya main tenis.Dia tahu kalau Ayahnya tidak pernah dan tidak bisa main tenis. Jadi dia berfikir Ayahnya ingin berbicara serius. Ayahnya bilang "Steve, apa yang ingin kamu jawab kalo ada orang datang pada kamu lalu menawar $75juta untuk aset perusahaan kamu?" si Steve tanpa pikir panjang menjawab "Jual! Ayah sudah siap untuk pensiun, enjoy life! apapun yg terjadi sama Steve, Steve akan baik-baik saja".

Akhirnya Vans dibeli oleh perusahaan McConval-Deluit Corp. Hak kepemilikan perusahaan Vans ada pada mereka selama 10 tahun kedepan. Mereka yang mengatur Vans dengan membuat pabrik yang lebih besar di seluruh Amerika.



Pada tahun 90-an produksi mereka turun sehingga semua bentuk produksi dipindah ke luar Amerika, di China tepatnya. Mereka juga memulai lebih involve dengan culture anak muda waktu itu.Teori mereka, target mereka yaitu teenagers,65% laki-laki dan 35% perempuan dan anak-anak muda di bawah 16 tahun belom bisa bawa mobil kemana-mana (gak punya sim) jadi apa yg mereka lakukan? main skate, maen surf, bikes and stuff. Jadi, mereka mengakomodasi those excact things.

Mereka membuat The Warped Tour dengan menonjolkan musik punk-pop melodics yang populer di kalangan ABG labil waktu itu. Mereka membuat The Vans Triple Crown Skate Contest yang menjadi batu loncatan Tony Hawk sampe jadi skater kaya raya sekarang. Hollywood juga ngebuat film yang judulnya Lords of Dogtown yang more or less menceritakan skateboard & Vans. Sekarang Vans dimiliki oleh VF Corp dan bernilai $400juta. VF corp sendiri perusahaan unik mereka melakukan semacam research dengan membeli perusahaan youth culture. Mereka pernah membeli Billabong, Quiksilver dll.

Tidak ada komentar: